oleh

Padi Siap Panen Di Ngronggot Nganjuk Roboh Diterjang Angin Kencang

-Ekonomi-66 Dilihat

SR JATIM.CO.ID, Nganjuk – Kesedihan tampak di wajah para petani di Dusun Barengan, Desa Kaloran, Kecamatan Ngronggot, Nganjuk. Padi mereka yang seharusnya siap dipanen dalam hitungan hari justru ambruk diterjang hujan dan angin kencang yang melanda wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Pringgo, salah satu petani setempat, hanya bisa pasrah melihat dua bidang sawahnya yang dipenuhi padi roboh. “Sejak puluhan tahun jadi petani, baru kali ini padi saya ambruk hampir semuanya. Parah,” ucapnya dengan nada lesu, Minggu (9/3) pagi.

Di lahan seluas hampir 200 bahu, banyak petani menghadapi ancaman gagal panen. Jika pun tetap dipanen, hasilnya diyakini tidak akan mampu menutup biaya produksi yang mencapai sekitar Rp15 juta. Pasalnya, padi yang ambruk berisiko mengalami penurunan kualitas gabah yang signifikan, sehingga harga jualnya anjlok jauh dari harga pasar.

Baca Juga  PWI Nganjuk Gelar Diklat Jurnalistik dan Buka Puasa Bersama Mahasiswa PC PMII

“Kalau sudah begini, saya tidak dapat apa-apa. Biaya produksinya lebih mahal dibanding hasil panennya,” keluh Pringgo.
Selain itu, biaya panen juga membengkak. Dalam kondisi normal, petani hanya perlu sekitar Rp2 juta untuk memanen setengah hektare sawah dengan mesin. Namun, akibat padi yang roboh, proses panen harus dilakukan secara manual, sehingga biayanya bisa mencapai dua kali lipat.

Baca Juga  Babinsa Koramil 0810/01 Nganjuk Aktif Komunikasi Sosial Dengan Peternak Ayam

Petani Butuh Dukungan

Menurut para petani, kondisi ini semakin menyulitkan mereka di tengah cuaca yang tidak menentu. Mereka berharap pemerintah dapat memberikan kemudahan dalam mendapatkan pupuk dan obat-obatan pertanian agar tanaman lebih kuat menghadapi perubahan cuaca.

Selain itu, mereka juga meminta Bulog untuk menampung gabah dengan harga minimal Rp6.600 per kilogram. Dengan harga tersebut, petani baru bisa dikategorikan sejahtera.

Jika kondisi seperti ini terus berlanjut tanpa perhatian dari pemerintah, petani khawatir usaha pertanian di daerah mereka semakin terpuruk.***

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru