SR JATIM, Nganjuk – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk telah menetapkan Candi Lor dan Candi Ngetos sebagai cagar budaya, menegaskan pentingnya pelestarian situs bersejarah di wilayah tersebut.
Candi Lor, yang terletak di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret dan Candi Ngetos terletak di Desa Ngetos Kecamatan Ngetos. Kedua nya merupakan peninggalan bersejarah yang signifikan, terutama terkait dengan sejarah di daerah Nganjuk.
Penetapan Candi Lor dan Candi Ngetos sebagai cagar budaya merupakan langkah maju dalam upaya pelestarian warisan budaya di Nganjuk. Hal tersebut setelah Penjabat (Pj) Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna, mengeluarkan Keputusan Bupati Nganjuk pada Kamis 13 Februari 2025.
Penetapan Candi Ngetos sebagai struktur cagar budaya tertuang dalam Keputusan Bupati Nganjuk Nomor 100.3.3.2/79/K/411.013/2025. Sedangkan penetapan Candi Lor tertera pada Keputusan Bupati Nganjuk Nomor 100.3.3.2/80/K/411.013/2025.
Candi Ngetos merupakan bangunan suci umat Hindu yang diperkirakan dibangun pada abad ke-XV, atau pada era Hayam Wuruk saat memerintah Kerajaan Majapahit. Candi ini berlokasi di Desa Ngetos, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur.
Sementara Candi Lor adalah tempat peribadatan umat Hindu yang dibangun oleh Mpu Sindok, raja pertama Kerajaan Medang periode Jawa Timur pada tahun 937 Masehi. Candi ini berada di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Nganjuk, R Yuli Kuntadi, membenarkan Candi Ngetos dan Candi Lor kini telah ditetapkan menjadi struktur cagar budaya oleh Pj Bupati Nganjuk.
“Iya, benar. Kami mendapat salinan keputusan bupati-nya kemarin. Kalau keputusan itu keluar sejak Kamis 13 Februari,” ujar Yuli, Sabtu (15/2/2025).
Anggota TACB Kabupaten Nganjuk, Nara Setya Wiratama menambahkan, penetapan candi Ngetos dan Candi Lor sebagai struktur cagar budaya ini berdasarkan rekomendasi TACB Nganjuk yang diserahkan ke Disporabudpar akhir Desember 2024.
“Proses rekomendasi Candi Lor dan Candi Ngetos telah melalui kajian dan penelitian yang panjang, sehingga kami mantap dan yakin untuk merekomendasikan kepada Pj Bupati Nganjuk agar ditetapkan sebagai struktur cagar budaya. Alhamdulillah penetapan telah disetujui dan diteken oleh beliau, terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Pj Bupati Nganjuk,” tutur Nara.
Anggota TACB Kabupaten Nganjuk, Usman Hadi, juga mengapresiasi keluarnya Keputusan Bupati Nganjuk berkaitan dengan penetapan Candi Ngetos dan Candi Lor sebagai struktur cagar budaya.
Menurutnya, penetapan cagar budaya ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nganjuk.
Sebelumnya Kabupaten Nganjuk hanya memiliki satu cagar budaya, yakni Masjid Al-Mubarok, yang ditetapkan menjadi bangunan cagar budaya oleh Gubernur Jawa Timur pada tahun 2016 silam.
“Dengan ditetapkannya Candi Ngetos dan Candi Lor sebagai struktur cagar budaya oleh Pj Bupati Nganjuk, ini merupakan penetapan cagar budaya pertama yang dilakukan Pemkab Nganjuk,” jelasnya.
“Kami sangat berterima kasih kepada Pak Pj Bupati Nganjuk, Sri Handoko Taruna, Disporabudpar, DPRD Nganjuk, dan seluruh stakeholder terkait yang turut membantu atas proses penetapan cagar budaya ini,” ujar Usman.
Lebih lanjut Usman menambahkan, Candi Ngetos dan Candi Lor ditetapkan menjadi cagar budaya, karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan kebudayaan di daerah.
Sebagian sejarawan berpendapat bahwa Candi Ngetos merupakan candi pendharmaan abu Raja Hayam Wuruk. Namun berkaitan dengan hal tersebut perlu penelitian lebih lanjut.
“Sedangkan Candi Lor sangat berkaitan dengan peringatan Hari Jadi Nganjuk. Karena Prasasti Anjuk Ladang bertanggal 10 April 937 Masehi yang ditemukan di sekitar candi hingga sekarang dipakai untuk memperingati hari jadi daerah,”pungkas Usman.***
Komentar