SR JATIM.CO.ID
Kesibukan Bayu Setyo Kuncoro Kini, Gagal Melenggang sebagai Wakil Wali Kota Blitar
Sukses Bertani Melon Hidroponik, Mampu Berdayakan Warga
Perhelatan pemilihan kepala daerah atau pilkada Kota Blitar tak lepas dari sosok Bayu Setyo Kuncoro. Bergandeng dengan Bambang Rianto, gagal melenggang ke kursi AG 1 Kota Blitar. Meski kalah, kini warga Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar ini ternyata tetap punya kesibukan yang tak kalah menjanjikan. Seperti apa berikut laporannya
Abdul Aziz Wahyudi, Blitar
Siapa yang tak kenal dengan Bayu Setyo Kuncoro. Selain sebagai politisi, kini juga dikenal sebagai petani sukses. Pertanian yang digeluti pun tergolong modern dan jarang digeluti petani pada umumnya. Yakni petani melon hidroponik. Nah, karena jarang digeluti itulah, Bayu kini mulai menuai hasilnya. “Yang penting tetap bisa memberdayakan masyarakat. Karena dengan Bertani melon ini juga masih bisa memberikan pekerjaan bagi warga sekitar,” kata Bayu Setyo Kuncoro.
Ya, Bayu Setyo Kuncoro sudah malang melintang di dunia politik di Kota Blitar. Jauh sebelum menjadi calon wakil wali Kota Blitar, menjadi anggota DPRD Kota Blitar tiga kali. Tak hanya itu saat ini juga masih menjabat sebagai Sekretaris DPC PDIP Kota Blitar, sekretaris PSSI Kota Blitar dan sejumlah pengurus organisasi kepemudaan pernah dipegangnya. “Sudah kenyang pokoknya. Sekarang Kembali menjadi petani, karena memang dulu sebelum macung wakil wali kota sebenarnya saya sudah Bertani. Tetapi baru kali ini saya geluti dengan focus,” katanya.
Dia mengatakan melon hidroponik itu memanfaatkan lahan yang sebelumnya ditanami jati. Lokasinya tak jauh dari rumahnya, hanya berjarak beberapa ratus rumah di Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan. Selain di Gedog, juga memiliki lahan di Sumberasri, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar. “Sudah dua tahun ini bercocok tanam melon hidroponik. Alhmadulillah sudah mulai menghasilkan cuan,” katanya.
Kemampuan dalam bercocok tanam melon hidroponik dilakukan bersama tiga temannya. Yang ternyata juga konsen dan merasa tertantang untuk bertanam buah hidroponik. Akhirnya, karena memiliki lahan memutuskan untuk mendirikan green house. Tahapan awal mulai mulai menyiapkan lahan yang ditutupi dengan plastic di sekeliling. Selanjutnya menyiapkan pompa air hingga media tanaman. Dilanjukan menabur benih. Termasuk di antaranya menyediakan boks untuk lebah. “Karena hidroponik, jadi tidak ditanam di tanah dan tanpa pestisida. Tetapi memanfaatkan aliran air melalui pip-pipa. Air ini terus mengalir dan tidak boleh berhenti,” katanya.
Sementara lebah, disediakan sebagai sarana untuk pembuahan atau yang biasa disebut dengan polinasi. Lebah-lebah inilah yang berperan dalam menjadikan buah melon lebat. Ketika sudah berusia minimal dua bulan. Selanjutnya, buah bisa dipanen. Buah melon hidroponik diminati pasar karena, selain sehat juga tahan penyakit. “Dan selain itu sehat. Karena tidak ada pestisida,” katanya.
Untuk sekali panen, Bayu pun mampu meraup omzet puluhan juta rupiah. Melon tanamannya dikirim ke sejumlah minimarket dan tok-toko buah tak hanya di Blitar tetapi juga di Jakarta dan lain sebagainya. Bercocok tanam melon, menurut Bayu juga setidaknya bisa mematahkan anggapan warga yang sinis. Bahwasanya usai kalah pilkada, bakal terpuruk. “Tetapi alhamdulillah. Tuhan masih memberikan waktu untuk berkarya memberdayakan warga dengan Bertani melon hidroponik,” pungkasnya. (ziz)
Komentar