oleh

Uri Uri Warisan Budaya Leluhur, Warga Dusun Cabeyan Gelar Tradisi Nyadran

-Gaya Hidup-53 Dilihat

SR JATIM.CO.ID, NganjukWarga Dusun Cabeyan, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk kembali menggelar tradisi tahunan Bersih Dusun atau yang dikenal dengan Nyadran, sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini berlangsung khidmat pada Jumat Pahing, 25 April 2025.

Acara dimulai dengan doa bersama yang dipanjatkan untuk para leluhur, sebagai bentuk penghormatan dan harapan agar arwah mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.

Warga meyakini, tradisi ini membawa keberkahan dan keselamatan bagi seluruh desa.

Juru Kunci Desa Sugihwaras menyampaikan bahwa tradisi ini telah dilakukan turun-temurun sejak zaman nenek moyang.

“Acara ini adalah adat yang sudah dilakukan sejak dahulu kala. Setiap tahun pasti diadakan. Tugas kita sekarang hanya melestarikan,” ujarnya.

Baca Juga  Paripurna Penyampaian LKPJ TA 2024, Bupati Nganjuk Marhaen Komitmen pada Peningkatan Ekonomi Domestik

Setelah doa bersama, acara dilanjutkan dengan kendurenan atau makan bersama di empat titik lokasi sakral:

Makam Mbah Uneng Sosrodiningrat

Makam Eyang Sosrodiningrat (Rajeg Wesi)

Goa Margo Tresno / Punden Pengairan (Pangeran Alit)

Rumah Kamituwo Desa Sugihwaras

Masing-masing lokasi menyimpan sejarah dan kepercayaan tersendiri. Yang paling menarik perhatian adalah makam Eyang Sosrodiningrat atau Rajeg Wesi, Bupati pertama Bojonegoro dan kakak dari Kanjeng Jimat. Di makam ini terdapat benda mistis bernama pundung, yang diyakini mencerminkan kondisi rezeki warga.

“Kalau pundung itu membesar, tandanya rejeki warga meningkat. Tapi kalau mengecil, berarti rejeki juga ikut menurun,” jelas Kepala Desa Sugihwaras, Suyatno.

Baca Juga  ODGJ yang Dipasung di Nganjuk, Pj Gubernur Adhy: Target Jatim Bebas Pasung

Suyatno juga menyampaikan sejumlah pantangan yang wajib dipatuhi dalam kunjungan ke lokasi makam. Di antaranya, tidak diperkenankan masuk saat hari pasaran Wage dan Legi, serta tidak diperbolehkan membawa atau memakai kain bermotif palang rusak, palang balong, dan palang klitik.

Malam harinya, acara berlanjut dengan pertunjukan Tayuban, kesenian tradisional khas Jawa yang sarat makna. Yang menjadi ciri khas adalah lantunan Gending Eling-eling, menambah nuansa sakral dalam pertunjukan budaya tersebut.

“Semoga tahun depan lebih kompak, lebih sadar dan lebih bersyukur. Tradisi ini bukan hanya soal adat, tapi juga menyatukan kita semua dalam satu nilai: gotong royong dan penghormatan terhadap sejarah,” tutup Suyatno.

Baca Juga  Wujudkan Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati Nganjuk, Kepala OPD dan Camat Teken Komitmen, Ini Isi Draftnya

Pada kesempatan itu, Bupati Nganjuk melalui Kepala Dinas PUPR Gunawan Widagdo menyampaikan dukungan dalam bentuk peningkatan akses jalan menuju makam Eyang Sosrodiningrat. Jalan sepanjang 550 meter yang sebelumnya makadam akan ditingkatkan melalui program TMMD.

“Kegiatan pendukung program TMMD dari Dinas PUPR termasuk jalan dari Desa Sugihwaras menuju makam yang masih berbentuk makadam akan dilapen,” ungkap Gunawan.

Sementara acara ini turut dihadiri oleh Kadis PUPR Nganjuk Gunawan Widagdo, Camat Ngluyu Imam Tarmuji, Kades Sugihwaras Suyatno, unsur TNI-Polri, serta warga masyarakat yang antusias menjaga dan melestarikan warisan leluhur.***

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *