oleh

Marhaen Minta Bulog Serap Gabah Harus Maksimal

-Ekonomi-61 Dilihat

SR JATIM.CO.ID, Nganjuk – Upaya Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi, puluhan kepala desa (kades), dan petani ngluruk Bulog pada Senin (24/3) membuahkan hasil. Kang Marhaen yang tidak mau melihat petani padi di Nganjuk ngenes terlalu lama, akhirnya ditemui Kepala Cabang Bulog Kediri Imam Mahdi.

Dalam pertemuan itu, Kang Marhaen meminta Bulog untuk membeli gabah petani Nganjuk. Sehingga, petani tidak menjual gabah ke tengkulak dengan harga rendah.

“Gabah petani harus dibeli Bulog. Nganjuk itu penghasil beras terbesar di Jawa Timur tetapi petaninya malah ngenes,” tandasnya.

Baca Juga  Disebut Tidak Serap Hasil Panen Gabah Petani di Nganjuk, Kancab Bulog  Angkat Bicara

Mendengar hal itu, Kepala Cabang Bulog Kediri Imam Mahdi akhirnya setuju membeli gabah kering petani Nganjuk. Baik yang sudah terdaftar di Bulog maupun yang belum. “Kami akan beli gabah kering dengan harga Rp 6.500 per kilogram,” ujarnya.

Kesepakatan Bulog akan membeli gabah kering petani Nganjuk itu dituangkan dalam komitmen bersama yang ditandatangani Imam Mahdi, Bupati Marhaen Djumadi, Plt Kepala Dinas Pertanian Nganjuk Itsna Shofiani, dan Komandan Kodim 0810 Nganjuk Letkol Inf. Andi Sasmito.

Baca Juga  Bagikan Ratusan Paket Sembako, Mensos Gus Ipul : Dorong Wong Cilik Naik Kelas

Di komitmen bersama itu, Bulog akan membeli seluruh gabah kering petani Nganjuk dengan harga Rp 6.500 per kilogram.  Perlu diketahui, Kang Marhaen ngluruk Bulog karena Bulog sempat tidak membeli gabah kering milik petani Nganjuk. Akibatnya, petani sempat terpaksa menjual gabah ke tengkulak dengan harga Rp 5.700 per kilogram.

Jauh di bawah harga pokok penjualan (HPP) gabah kering Rp 6.500 per kilogram yang ditetapkan pemerintah. Persoalan harga gabah yang anjlok dianggap Marhaen sebagai masalah serius. Untuk menyelesaikan masalah itu, Marhaen mendatangi Bulog.

Baca Juga  OPD Sambut Marhein Handi Bupati Baru, Sampaikan 5 Intruksi Prioritas 100 Hari Kerja

Seperti diberitakan sebelumnya, petani padi di Kabupaten Nganjuk mengeluh. Penyebabnya harga gabah anjlok.
Di satu sisi, Bulog tidak bisa menyerap seluruh gabah milik petani. Dengan dalih stok di gudang sudah penuh.  Ditambah banyak petani yang belum terdaftar pada sistem milik Bulog.***

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *